top of page

Opini Mahasiswa

Oleh : M. Zamroni

Mahasiswa Aktif UIN SA

SMT V_KPI

SANTRI INSPIRASI METODE BARUKU

Santri nama yang tidak asing di telingga kita, apalagi kita menyandang status mahasiswa yang bernaungan negeri islam, dimana mahasiswa UIN SA kebanyakan lulusan pesantren-pesantren dari pelosok daerah, tetapi dibalik nama itu santri juga memeliki kebangaan tersendiri, salah satu pelopor kemerdekaan indonesia melibatkan para santri, santri juga dipandang oleh masyarakat luas sosok identitas yang patut dibanggakan, 

Dunia pendidikan sudah tidak membutuhkan lagi seorang pengajar yang hobi main tanggan, tapi dunia membutuhkan bagaimana cara generasi itu bisa menyikapi perubahan yang didapatkan melalui pengajar, kekerassan yang kita lontarkan kepada mereka hanyalah sia-sia belaka, bahkan kita akan dicap oleh mereka sebagai sosok fundamentalis, tetapi jika kita memberi aktivitas yang membangun moral santri maka kita akan mendapatkan penghargaan bagi diri kita sendiri yakni membagun generasi yang lebih baik, salah satu experimen yang pernah dilakukan oleh mahasiswa uinsa tentang cara menyikapi santri indor dan outdoor.

Santri bukanlah sosok yang harus dikurung dan harus mematuhi peraturan, tetapi mereka juga membutuhkan belai kasih sayang kita sebagai pendidik, kehidupan santri sangatlah dikejar oleh waktu, bahkan waktu yang 24 jam dimata para santri itu waktu yang sedikit, dimana tidak! mereka hanya mendapatkan aktivitas yang luang guna mengkaji dirinya sendirinya sendiri hanya 3 jam 21 jamnya beraktivitas sesuai dengan prosedur yang sudah ada, tetapi bagi santri itu suatu hal yang sanggatlah biasa, maka dari itu kita harus bangga dengan identitas seorang santri, pahlawan kecil yang pandai mengelolah waktu seorang mentripun bisa dikatakan kalah jika bicara soal waktu.

Melihat aktivitas santri kita merasa jenuh sebagai public dimana tidak 21 jam full aktivitas, sebelum fajar menampakkan dirinya di ufuk timur para pahlawan kecil sudah siap menyambut kedatangan mentari dengan semangat baru, tetesan air yang membasahi tubuhnya,  jika telat bangun sudah menjadi tradisi bagi mereka, tapi mereka menyikapi semua itu dengan sikap yang santai itulah yang menjadi cermin kita, dimata mereka itu sudah hal yang wajar yang harus kita terima mematuhi peraturan itu yang harus kita jalankan sebagai seorang yang haus akan ilmu, melihat aktifitas seperti itu bukanlah halangan bagi mereka, bahkan semangat mereka menggalahkan pejuang-pejuang mudah saat ini.

Belumlah lengkap jika aktivitas otak kecil mereka belum terisi oleh siraman-siraman qolbu, coretan di atas kertas kuning sudah menjadi karya tulisnya setiap hari, itulah mereka simpel dan apa adanya, nasi putih dan ikan gabus menjadi makan sehari-hari mereka rasa kebersamaan saat sarapan pagi menjadi kenengan tersendiri diatas bumi pesantren keluwarga baru santri.

Kebersaaman dan saling menghargai itulah yang mereka jaga sampai saat ini, dimanapun mereka dan dimanapun dia berada, santri selalu memberi warna baru di masyrakat, bukan hal yang baru jika santri terlihat familiar dimata public sopan dan santun senyum dan sapa selalu mereka pancarkan, itu yang membuat rindu akan kedatangannya.

Kebanggan tersendiri bagi mahasiswa uinsa ternyata metode yang ia ajarkan ternyata merubah sikap santri terhadap pembibing pesantren (pengurus), selalu menjadi cerita dan sejarah dimata para santri dimana anggapan para santri bahwa semua pengurus itu selalu dianggap terlalu fundamental atau santri sebagai ajang pelampiasan amarah pengurus, ternyata dengan adanya metode baru ini ternyata santri itu mudah dan santai untuk diajak berinteraksi pandai dalam hal apapun mematuhi jika kita menyuruh asyik saat bercanda itulah jati diri santri, metode ini bisa dilakukan siapa saja baik pengurus dimana pengurus atau pengajar, jika mendidik siapapun jangan sampai tanggan keras kita melukai tubuh mereka, biarlah teman yang memberikan hukuman bagi pelaku yang melanggar, selalu mengetahui kondisi si pelaku karena ini awal mengetahui sifat sipelaku, selalu mengajak berinteraksi ke sipelaku karna ini mengukur seberapa peka komunikasi pelaku dan supaya sipelaku pandai dalam berbicara, beri aktifitas-aktifitas baru pada sipelaku, gunakan icebreking ketika sipelaku sudah jenuh, beri materi-materi baru yang berbobot, selalu memotivasi sipelaku karena pada masa usia saat itulah sipelaku masih sulit mencari jati dirinya.

Dewasa inilah yang bisa membuat kita lebih maju karna pengalaman menjadi relwan inspirasi sangat ditunggu oleh pahlawan kecil dimanapun berada terutama kalangan pesantren, mereka yang terbaik dan jadikan mereka yang lebih baik.

FASHION MAHASISWI MUSLIM

Masa yang semakin berkembang, teknologi yang semakin canggih hingga layaknya tidak ada sekat pembatas apapun untuk saling berinteraksi dengan manusia di belahan dunia manapun, hal tersebut membuat umat manusia secara perlahan melepaskan satu persatu jubah kebesarannya. Za…jubah kebesaran yang selama ini amat di bangga-banggakan, karena jubah kebesaran itu adalah sebuah simbol, tanda dan pembeda antar manuasia dari belahan dunia manapun, tidakkah engkau tahu makna dari jubah kebesaran itu? Jubah kebesaran itu adalah budaya.Budaya memang sangat berpengaruh untuk membedakan antara bangsa, ras dan golongan. Baik bangsa barat dan timur, karena dengan budaya mereka akan tahu siapa kita, dengan budaya kita bisa melestarikan warisan leluhur kita, kita bangga dengan apa yang kita miliki walaupun berupa hal yang sederhana. Mulai dari budaya dalam bergaul yang mana jika kita teliti budaya bangsa barat cenderung bersifat individualisme dan freesex, bayangkan saja pemandangan yang tidak patut dipertontonkan didepan khalayak ramai malah sudah menjadi pemandangan biasa dan bisa dinikmati kapanpun dan dimanapun tidak sampai disitu budaya berpenampilan ala barat cenderung mempertontonkan bagian-bagian lekuk tubuhnya dan dalam hal bermasyarakat, kaum barat cenderung bersifat individualisme alias lo za lo, gue za gue tanpa memperdulikan keadaan sekitar, entah apapun keadaannya seakan akan mereka selalu bilang emang gue fikrin ?  . Hal tersebut sangat berbeda dengan kondisi yang ada di negri kita, Karena kita tahu sendiri bahwa negri kita telah masyhur dengan rasa sosialisnya yang tinggi, keramahan, kesopanannya dan rasa tenggang rasanya, Bayangkan saja dalam satu negara terdapat kurang lebih 6 agama yang berbeda dan bisa hidup secara berdampingan, terdapat beribu-ribu suku yang mepunyai budaya dan gaya hidup yang berbeda tetapi bisa hidup dalam satu negara dengan rukun dan damai Sedangkan dalam berpenampilan cenderung lebih rapi karena mayoritas masyarakat indonesia memeluk agama islam jadi budaya jilbaberpun sudah menjadi mode terbaru negri kita. 

​Tetapi budaya khas islam yang telah kita bangga-banggakan berubah menjadi hal  sangat ironis sekali saat ini, karena identitas kita tergadaikan hanya dengan alasan modernisasi contoh yang amat sangat mencolok saat ini adalah budaya berpakaian kita karena budaya kita dalam berbusana sudah benar-benar terkontaminasi dengan budaya orang barat. Sebenarnya alasan modernisasi bukanlah alasan yang pas, untuk memporak porandakan budaya yang selama ini telah mengakar pada jiwa kita, modernitas adalah cukup dengan memperbaiki yang lama tanpa benar-benar menanggalkannya dengan mengemas dengan mode yang semakin indah tanpa menggatinya dengan yang baru.

Maka tugas kita sebagai mahasiswi yang terbebas dari kontaminasi budaya asing, untuk tetap menjaga identitas terpenting kita sebagai seorang muslimah sejati. Apalagi kita tumbuh sebagai mahasiswa yang berada di tengah-tengah benteng pertahanan islam terkuat, yaitu pesantren.Sekarang masihkah ada mahasiswa dan mahasiswi kampus tercinta kita yang berpakaian dengan fashion yang ketat dan memperlihatkan lekak lekuk tubuh mereka??? Mari kita dengarkan opini-opini mereka tentang fashion para warga kampus kita :

             “Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Suarabaya Stop Pakaian Ketat” itulah jargon yang sampai saat ini masih dipegang oleh Fakultas dakwah dan komunikasi, bahkan fakultas tersebut digadang-gadang sebagai fakultas percontohan tentang bagaimana berbusana yang baik, sopan dan sedap saat dipandang, akan tetapi sampai saat ini belum bisa terealisasikan di UINSA, memakai security di depan pintu masuk, hanya sambilalu, pamflet-pamflet yang terpampang di berbagai sudut hanya hiasan dan mainan mahaiswa fakultas.

Ibu suhartini dekan fakultas dakwah selalu menghimbau ke setiap mahasiswanya bahkan acapkali beliau selalu menegur mahasisiwi yang memakai pakaian celana dan baju ketat (jilbob) di area fakutas, orang besar di fakultas dakwah tersebut bahkan sudah meresmikan FDK stop pakain ketat pada tanggal 20 april 2015 di aula faultas dakwah, semua uda dikerahkan dan sudah di cari jalan akan tetapi proses menjadikan FDK stop pakaian kekatat butuh waktu dan kesadaran yang sangat tinggi antar dosen dan juga mahasiswa begitu sentilan dari ibu ninin (sapaan beliau)

Bagi beberapa golongan warga kampus, terutama kalangan mahasiswi, dunia fashion memang menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan, beberapa mahasiswi uinsa mengatakan jika nggak akan pergi ke kampus deh kalau kehabisan stok pakaian trendi, bahkan ada yang mengatakan ‘’memakai jubah orang arab aja sekalian. Hehehe....” canda mereka. Saat di tanya tentang fashion mahasiswi di UINSA, tampil modis memang salah satu modal utama untuk meningkatkan percaya diri, dengan begitu mereka lebih nyaman untuk bergaul dengan banyak orang tanpa merasa risi dengan diri mereka sendiri.

          Tapi bagaimana jika kita memakai celana levi’s atau baju ketat ke kampus yang notabennya berada ditengah kampus islam tersebut??. pantaskah jika kita memakainya di kawasan universitas islam negeri?

Bagaimanakah pendapat para pakar muslim dan kesehatan tentang masalah pakaian ketat muslimah saat ini berikut beberapa jawaban mereka :

Dr. Fanani salah satu dokter aktif di Rumah Sakit Fathma Medika Gresik yang ber-alamatkan Jl. Pendopo 45 Sembayat Manyar Gresik Jatim, saat ini fashion kaum hawa sangatlah banyak pilahan, terutama bagi wanita muslimah Islam memberikan aturan yang mulia terkait pakaian wanita. Agar wanita menutup aurat secara sempurna dengan pakaian yang tidak transparan dan tidak ketat. Namun sekarang, banyak wanita memakai pakaian ketat bahkan sangat ketat. Padahal di balik larangan Islam itu, ada banyak hikmah yang baru ditemukan melalui serangkaian penelitian.

           Celana ketat sepinggul dapat menimbulkan penyakit paresthesia. Demikian pernyataan Dr. Fanani. Paresthesia adalah perasaan sakit seperti kesemutan, panas seperti terbakar dan sejenisnya. Dr. Fanani menuturkan bahwa dalam setahun terakhir ia memiliki cukup banyak pasien yang menderita paresthesia. Di antaranya ada sejumlah pasien wanita yang mengeluhkan panas dan gatal di sekitar paha akibat memakai celana ketat. Bukan hanya itu saja Dokter Fanani juga menuturkan bahwa Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasanya perempuan berpakaian tetapi ketat atau transparan, maka ia berpotensi mengalami berbagai penyakit kanker ganas melanoma di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas melanoma yang masih berusia dini akan semakin bertambah dan menyebar sampai ke kaki.

            Penyakit ini disebabkan sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu yang panjang disekujur tubuh yang berpakaian ketat atau berpakaian pantai (yang biasa dipakai wanita ketika di pantai dan berjemur di sana). Penyakit ini mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Tanda-tanda penyakit ini muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan biasanya di daerah sekitar mata, kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, lalu menetap di hati serta merusaknya.

Bukan berhenti sampai disini saja, dari sisi kaca mata islam Kyai Alinoko pemangku Pondok pesantren Sunan Drajat 7 tepatnya di daerah Gesikharjo Palang Tuban, kyai karisamatik dan tersohor tersebut mengungkapkan beliau memandang Wanita diciptakan dengan tabiat cinta berhias, berdandan, dan indah dalam berpakaian dan lain-lain.  Namun Islam mengatur semua itu dengan porsi tertentu untuk dipergunakan pada tempat serta situasi tertentu. Kenyataan di masyarakat saat ini terutama dikalangan Kampus adalah lebih banyak mahasiswi yang menghamburkan uang untuk kepentingan pakaiannya, perhiasan,  alat-alat kecantikan, rambut dan hiasan hiasan yang berlebihan lainnya.

        Seiring perkembangan zaman telah banyak muncul desainer-desainer yang menelurkan berbagai macam busana muslimah, jilbab muslimah dll. semuanya di kemas dengan mengikuti perkembangan mode busana yang menarik, bermotif, dan bercorak, yang tetap longggar, menutup tubuh hingga kebawah ,sopan dan rapi.sehingga jika dipakai menambah anggun wanita-wanita muslimah. tetapi tidak sedikit pula  baju muslimah yang berkembang sekarang jauh dari syariat islam. apalagi, banyak kalangan wanita muslimah yang kurang memperhatikan cara berpakaiannya terutama dikalangan kampus. sehingga  masih banyak yang jauh dari standar syar’i misalnya:

1. Pakaian yang dikenakan terlalu ketat, sehingga lekuk tubuhnya kelihatan sexsi.

2. Bahan pakaian yang dikenakan terlalu tipis.

3. Mengenakan kerudung gaul ( jilbab pendek) diatas dada sehingga bagian yang menonjol dari wanita kelihatan.
4. memakai celana leaging (super ketat)  dipasangkan dengan baju ketat pula tetapi memakai jilbab. dan lain sebagainya.

Seharusnya kita harus menyadari bahwa sebagai wanita kita diwajibkan menutup seluruh tubuh (kecuali muka dan telapak tangan) dari pandangan laki-laki bukan muhrim. wanita dilarang menampakkan  zinat (perhiasan) nya kepada beberapa golongan laki laki dan wanita. Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Nya:

“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)nampak dari padanya.” (Q.S. An-Nur: 31)

 

 “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”   (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Melihat dari ungakapan tersebut bahwasanya sebagai muslimah Persoalan bentuk dan model busana/pakaian dalam kajian fiqh Islam bersifat fleksibel dan dinamis disesuaikan dengan norma-norma etika, moral dan adat istiadat setempat. Jika tidak berlebihan dapat dikatakan bahwa salah satu bentuk dan model busana/pakaian yang telah digariskan dalam ajaran syari'at setidaknya sejenis jilbab (menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan) dan khimar sebagai penutup kepala yang diulurkan hingga ke dada. Sedangkan model jilbab dan khimar menjadi kebebasan bagi setiap orang dalam menentukannya sesuai dengan norma agama, etika, moral dan pertimbangan adat istiadat setempat.

 “Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Suarabaya Stop Pakaian Ketat” itulah jargon yang sampai saat ini masih dipegang oleh Fakultas dakwah dan komunikasi, bahkan fakultas tersebut digadang-gadang sebagai fakultas percontohan tentang bagaimana berbusana yang baik, sopan dan sedap saat dipandang, akan tetapi sampai saat ini belum bisa terealisasikan di UINSA, memakai security di depan pintu masuk, hanya sambilalu, pamflet-pamflet yang terpampang di berbagai sudut hanya hiasan dan mainan mahaiswa fakultas.

Ibu suhartini dekan fakultas dakwah selalu menghimbau ke setiap mahasiswanya bahkan acapkali beliau selalu menegur mahasisiwi yang memakai pakaian celana dan baju ketat (jilbob) di area fakutas, orang besar di fakultas dakwah tersebut bahkan sudah meresmikan FDK stop pakain ketat pada tanggal 20 april 2015 di aula faultas dakwah, semua uda dikerahkan dan sudah di cari jalan akan tetapi proses menjadikan FDK stop pakaian kekatat butuh waktu dan kesadaran yang sangat tinggi antar dosen dan juga mahasiswa begitu sentilan dari ibu ninin (sapaan beliau)

Bagi beberapa golongan warga kampus, terutama kalangan mahasiswi, dunia fashion memang menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan, beberapa mahasiswi uinsa mengatakan jika nggak akan pergi ke kampus deh kalau kehabisan stok pakaian trendi, bahkan ada yang mengatakan ‘’memakai jubah orang arab aja sekalian. Hehehe....” canda mereka. Saat di tanya tentang fashion mahasiswi di UINSA, tampil modis memang salah satu modal utama untuk meningkatkan percaya diri, dengan begitu mereka lebih nyaman untuk bergaul dengan banyak orang tanpa merasa risi dengan diri mereka sendiri.

          Tapi bagaimana jika kita memakai celana levi’s atau baju ketat ke kampus yang notabennya berada ditengah kampus islam tersebut??. pantaskah jika kita memakainya di kawasan universitas islam negeri?

Bagaimanakah pendapat para pakar muslim dan kesehatan tentang masalah pakaian ketat muslimah saat ini berikut beberapa jawaban mereka :

 

Dr. Fanani salah satu dokter aktif kesehatan kulit  di Rumah Sakit Fathma Medika Gresik yang ber-alamatkan Jl. Pendopo 45 Sembayat Manyar Gresik Jatim, saat ini fashion kaum hawa sangatlah banyak pilahan, terutama bagi wanita muslimah Islam memberikan aturan yang mulia terkait pakaian wanita. Agar wanita menutup aurat secara sempurna dengan pakaian yang tidak transparan dan tidak ketat. Namun sekarang, banyak wanita memakai pakaian ketat bahkan sangat ketat. Padahal di balik larangan Islam itu, ada banyak hikmah yang baru ditemukan melalui serangkaian penelitian.

                  Celana ketat sepinggul dapat menimbulkan penyakit paresthesia. Demikian pernyataan Dr. Fanani. Paresthesia adalah perasaan sakit seperti kesemutan, panas seperti terbakar dan sejenisnya. Dr. Fanani menuturkan bahwa dalam setahun terakhir ia memiliki cukup banyak pasien yang menderita paresthesia. Di antaranya ada sejumlah pasien wanita yang mengeluhkan panas dan gatal di sekitar paha akibat memakai celana ketat. Bukan hanya itu saja Dokter Fanani juga menuturkan bahwa Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasanya perempuan berpakaian tetapi ketat atau transparan, maka ia berpotensi mengalami berbagai penyakit kanker ganas melanoma di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas melanoma yang masih berusia dini akan semakin bertambah dan menyebar sampai ke kaki.

                    Penyakit ini disebabkan sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu yang panjang disekujur tubuh yang berpakaian ketat atau berpakaian pantai (yang biasa dipakai wanita ketika di pantai dan berjemur di sana). Penyakit ini mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Tanda-tanda penyakit ini muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan biasanya di daerah sekitar mata, kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, lalu menetap di hati serta merusaknya.

             Bukan berhenti sampai disini saja, dari sisi kaca mata islam Kyai Alinoko pemangku Pondok pesantren Sunan Drajat 7 tepatnya di daerah Gesikharjo Palang Tuban, kyai karisamatik dan tersohor tersebut mengungkapkan beliau memandang Wanita diciptakan dengan tabiat cinta berhias, berdandan, dan indah dalam berpakaian dan lain-lain.  Namun Islam mengatur semua itu dengan porsi tertentu untuk dipergunakan pada tempat serta situasi tertentu. Kenyataan di masyarakat saat ini terutama dikalangan Kampus adalah lebih banyak mahasiswi yang menghamburkan uang untuk kepentingan pakaiannya, perhiasan,  alat-alat kecantikan, rambut dan hiasan hiasan yang berlebihan lainnya.

           Seiring perkembangan zaman telah banyak muncul desainer-desainer yang menelurkan berbagai macam busana muslimah, jilbab muslimah dll. semuanya di kemas dengan mengikuti perkembangan mode busana yang menarik, bermotif, dan bercorak, yang tetap longggar, menutup tubuh hingga kebawah ,sopan dan rapi.sehingga jika dipakai menambah anggun wanita-wanita muslimah. tetapi tidak sedikit pula  baju muslimah yang berkembang sekarang jauh dari syariat islam. apalagi, banyak kalangan wanita muslimah yang kurang memperhatikan cara berpakaiannya terutama dikalangan kampus. sehingga  masih banyak yang jauh dari standar syar’i misalnya:

1. Pakaian yang dikenakan terlalu ketat, sehingga lekuk tubuhnya kelihatan sexsi.

2. Bahan pakaian yang dikenakan terlalu tipis.

3. Mengenakan kerudung gaul ( jilbab pendek) diatas dada sehingga bagian yang menonjol dari wanita kelihatan.
4. memakai celana leaging (super ketat)  dipasangkan dengan baju ketat pula tetapi memakai jilbab. dan lain sebagainya.

Seharusnya kita harus menyadari bahwa sebagai wanita kita diwajibkan menutup seluruh tubuh (kecuali muka dan telapak tangan) dari pandangan laki-laki bukan muhrim. wanita dilarang menampakkan  zinat (perhiasan) nya kepada beberapa golongan laki laki dan wanita. Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Nya:

“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)nampak dari padanya.” (Q.S. An-Nur: 31)

 

 “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”   (Q.S. Al-Ahzab: 59)

 

                 Melihat dari ungakapan tersebut bahwasanya sebagai muslimah Persoalan bentuk dan model busana/pakaian dalam kajian fiqh Islam bersifat fleksibel dan dinamis disesuaikan dengan norma-norma etika, moral dan adat istiadat setempat. Jika tidak berlebihan dapat dikatakan bahwa salah satu bentuk dan model busana/pakaian yang telah digariskan dalam ajaran syari'at setidaknya sejenis jilbab (menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan) dan khimar sebagai penutup kepala yang diulurkan hingga ke dada. Sedangkan model jilbab dan khimar menjadi kebebasan bagi setiap orang dalam menentukannya sesuai dengan norma agama, etika, moral dan pertimbangan adat istiadat setempat.  

(by. Zamroni smt V)

Mahasiswa Tanpa Smartphone??

Menjadi mahasiswa perguruan tinggi negeri di Surabaya siapa yang gak mau? Bahkan yang gak masuk berbagai TES rela nunggu sampai 2 tahun, ya kayak aku ini.

Namaku azam mahasiswa aktif kpi smt 5, kurang dari 3 tahun menjadi mahasiswa UINSA anggapan dari beberapa orang tentang kampus ku berbeda-beda, bagiku itu biasa aja, tapi kata orang-orang dikampungku woww (lebay), tapi gak apalah,

Dibalik twin tower yang sekarang menjadi icon UINSA banyak hal yang lucu dan tidak diketahui para dosen-dosen akademik apalagi tentang diriku.

Mahasiswa tanpa smartphone gak banget deh, norak, kampungan, kuper, gak ikut zaman, gak gaul, gak keren dll, ucapan itulah yang saat ini sering lewat di telinggaku, bahkan kadang kala ada cewek cantik yang minta, invet BBMku ya, sumpah aku pada saat itu malu banget, ok aku tulis dikertas dulu ya. Ada juga mas nanti gabung di WA ku ya biar nanti informasi yang saya berikan bisa disebarkan, emang aku ini papan informasi apa, tapi gak apalah cewek cantik dilayani aja, apalagi yang satu ini, kak IG kakak aku boleh minta tidak soalnya nanti aku pengen bicara panjang lebar. Apakah tiap kali informasi itu wajib lewat social media. Dengan sikap yang cool dan jual mahal ya semua itu aku layani dengan baik meskipun semua media social tersebut saat ini belum aku miliki. Hahaha

Beda lagi kalau temen cowok yang minta BBMku yang sambil ngadalin aku jawab ya ini kodenya PIN-nya “J14nc0x”, lucunya ya dia langsung percaya begitu saja gak mikir gitu emang ada kode BBM yang diawali huruf “J” gaul si boleh gaul tapi ya mikir-mikir dulu gitu, sambil dia bertanya gak ada zam nama kamu di BBM, aduh lugu banget orang ini, pada akhirnya gue simpulkan dari 100 orang temenku yang minta PIN BBMku “J14nc0x” dia langsung merespon dengan senang temenku percaya kalau itu akun BBMku. 

Camera di smartphone, kecangihan teknologi sekarang memang bikin orang penasaran apalagi orang yang suka dengan gaya foto selfie (jebret sana sini) terutama kaum hawa ditempat manapun, moment apapun dia selfie, seakan-akan kehidupanya hanya untuk camera. Bahkan dikelaspun saat dosen memberi materi dia sempat-sempatnya foto narsis, foto muka separuh, gaya emoticon, kadang kala aku juga menjadi korban ajakan foto selfi sama cewek cantik aku si ok karena fotonya bareng cewek aku pasang wajah tamfan ditambahi senyuman yang manis ngak nyangka dia ketagihan minta foto lagi minta pake handphone ku lagi yang tipenya nokia kamera senter, sambil percaya diri gua kadalin temen cewekku aku buka casing belakang dan saya posisikikan seperti handycame terus aku nyalakan senter di HP lah dia langsung pasang gaya selfie, dia belum nyadar jika itu hanya akal bulusku 45 detik kemudian dia baru nyadar, hahhaaa

aktifitas seperti itulah yang setiap hari mahasiswa lakukan dikampus bagi mereka gandget menjadi keperluan utama dan pertama, tapi bagi saya tidak meskipun saya anak lulusan IT aku tidak mau dibodohkan oleh social media, biarpun orang lain menganggap apa, Handphone tanpa smart aku juga bisa keren dari mereka bahkan lebih gaul dari mereka, dia yang hanya bisa ngandalin informasi dari media social kalau aku ngandalin informasi langsung dari pemiliknya

Otak Boleh Smart Tapi Body Jangan Seperti Handphone

Problematika Remaja
 

Pendidikan merupakan kebutuhan primer manusia. Apalagi diera  globalisasi seperti saat ini. Udah nggak zaman kalau kita meremehkan hal  yang satu ini. Seiring berjalannya revolusi bumi,  tanah  air  kita menuntut generasi remaja bisa turun tangan menggantikan sesepuh-sesepuh terjun kedunia pendidikan. Regenerasi sekarang mari kita dobrak plobema remaja untuk mengantisipasi jika kita dihadapkan dengan realita.

  1. Malas.

Hal kecil tapi berdampak besar.  Penyakit satu ini sering mengendap ketika kita jenuh. Apalagi saat mengerjakan tugas bertumpuk. Kita  cenderung menyerah dan memilih untuk ngantri kerjaan teman, iyakan? Pestisida terjitu adalah bergerak. Gerakkan diri kita sesering mungkin agar rasa malas tidak mengompori pikiran kita. Bergerak dengan membiasakan diri kita berusaha memecahkan soal-soal rumit membuat kita gak kaget jika disuguhkan beragam soal baik dibuku maupun dari guru dan juga terlatih agar tidak menggantungkan diri sama teman kayak benalu.

Kurangnya interaksi dengan guru mapel.

Biasanya nih, kalau lagi diterangin materi sama guru pasti kalimat terakhir “ada yang belum paham?” nah, saat itu kadang kita diam karena gengsi, mau bilang gak kok ntar dipandang lola alias loading lama, akhirnya muncul tuh sifat-sifat kemblongoran ikut-ikutan temen jawab “ya pak / bu paham”. Padahal kalau dikasih tugas aja keluh kesahnya gak henti-henti. “pak sulitlah”,  “banyak tugas pak”, “pak refreshinglah”, inilah, itulah. Beraneka ragam tipe alasan sengaja diluncurkan agar tugas tadi pergi. Inilah yang sering kita abaikan. Kurangnya respon pada kegiatan belajar mengajar yang baik. Harus disadari bahwa kita telah menjerumuskan diri kita dalam kesalahan fatal. Apa susahnya sih bila nggak paham. Toh, itu juga demi kebaikan kita. Kalau mau kan bisa ngeluangin jam istirhat buat nanya langsung kegurunya. Malah enak kan bisa dijelaskan secara gamblang.

Tak ada biaya.

Memang, semua serba uang. Termasuk ketika kita masuk ke sekolah, atau lembaga pendidikan yang lain. Tapi tak jarang juga berbagai ijazah palsu yang dibeli dengan uang justru menghancurkan tatanan Negara kita. Andai kata kita diposisikan sebagai orang yang terlahir dikeluarga ekonomi pas-pasan, pasti masalah keuangan menjadi beban kita untuk mengarungi samudra ilmu. Karena itulah, kita harus berusaha keras mengukur prestasi, tak lupa berdo’a dan yakin bahwa Allah pasti memberi jalan yang terbaik bagi kita. Meski terasa getir namun itu tak menjadi alasan kita tidak mendapat pendidikan setara dan sama dengan orang lain.

 

Galau dengan berbagai masalah.

Kasus yang tak asing bagi remaja. Timbulnya masalah disebabkan oleh keinginan tak sejalan dengan kenyataaan. Kerap kali masalah kecil kita besar-besarkan atau masalah besar semakin dibesar-besarkan. Kemudian kita memutuskan untuk pergi mencari pelarian, sampai-sampai orang terdekat kita kena imbasnya, padahal jika kita mampu menyerap perlahan-lahan hikmah dari datangnya masalah tadi justru kita akan terkesima betapa indah cara Allah mendewasakan kita. Dengan masalah kita diajarkan agar menjadi orang yang bijak memecahkan masalah. Dari duka kita belajar untuk sabar dan dari suka kita belajar bersyukur. Masalah adalah tantangan, ingat kita bukan satu-satunya orang dengan segudang masalah. Orang lain disekitar kita juga mengalami hal yang sama. Allah SWT berfirman “Sesungguhnya sesudah kesulitan akan ada kemudahan”. Janganlah kita terlena dan hanyut dalam kesedihan begitu pula sebaliknya.

 

Pikiran negative.

Jika kita menanamkan benih-benih negative kepikiran kita maka apa yang kita lakukan selalu negative. Termasuk ketika kita kurang percaya diri dengan kemampuan dan potensi diri sendiri. Kita memeliki minat terhadap suatu hal. Setelah itu muncul bayangan-bayangan buruk seperti bagaimana kalau gagal, bagaimana kalau salah. Kayaknya hasilnya jelek, takut kalau diketawain teman, dst. Pikiran itu kemudian berkembang dalam otak kita berkontrol untuk melakukan kesalahan. Hingga akhirnya, apa yang kita khawatirkan terjadi juga. Cobalah berpikiran positif, nikmati dan rasakan apa yang kita minati merupakan hal menyenangkan. Selalu berpikir bahwa kita pasti bisa karena kita memang bisa. Kita diciptakan sebagai makhluk sempurna tersusun dari sel-sel yang sangat menakjubkan, lalu terangkai menjadi jiwa dan raga yang tiada tandingannya. Maka dari itu manusia memiliki potensi melakukan suatu hal dengan sempurna.

 

Pandangan suram pada masa depan.

Semakin lama persaingan semakin ketat mulai dari dihapusnya RSBI, dihapusnya jalur tes tulis. Semestinya persaingan ketat digunakan sebagai patokan bahwa kita harus mampu mengejar impian segigih mungkin. Bukan malah terjatuh gara-gara peluang semakin sempit. Mumpung belum terlambat ayo bangun semangat meraih prestasi gemilang. Jembatan pendidikan berkelas adalah perjuangan dan kegigihan.

Nah, sekarang udah nggak ada alasan lagi kan untuk kita khawatirkan, terombang-ambing badai kehidupan. Hidup adalah universitas terbuka. Setiap hari belajar dari kejadian satu dan seterusnya. Tanpa mengenal ruang, waktu dan siapa gurunya. (by. Zamroni smt IV)

bottom of page